Friday, July 14, 2006
Tentang Dia
Semalam gue baru aja nonton Indonesian Idol gitu, terus secara nggak sengaja gue ngelihat salah satu pemain biolanya mirip banget sama sahabat gue dan tanpa gue sadarin gue nangis. Untungnya malam itu, gue cuma sendirian di rumah jadi gue nggak harus menghadapi pertanyaan kenapa dari orang-orang yang justru malah bikin gue nambah sedih.

tapi dari situ, pikiran gue langsung menerawang.

semuanya berawal dari sesuatu yang sederhana. Sesuatu yang bernama persahabatan. Dia bernama Vinka tapi gue memanggilnya dengan sebutan V. Dia satu-satunya teman gue yang selalu ada buat gue. Dia satu-satunya teman yang mengerti gue secara gue ini emang orang yang very complicated. Dia selalu mengajarkan gue banyak hal tentang kehidupan.

Gue inget, waktu gue sakit karena satu hal yang nggak bisa disebutkan, dia yang merawat gue. Waktu itu gue nggak punya tenaga sama sekali sampai-sampai gue bahkan nggak bisa bergumam atau membuka mata gue sekali pun dan di sela-sela 'mati' gue itu gue denger kalo dia bakalan ngelakuin apa aja supaya gue bisa cepetan sadar. Dia bilang kalo dia takut kehilangan gue. Dia bilang kalo... Arggh..., terlalu banyak yang dia bilang yang intinya mengarah pada satu kesimpulan: selama ini dialah satu-satunya sahabat gue untuk sekarang dan untuk masa depan gue.

Gue inget di setiap malam yang kita lewati di balkon barengan sambil ngobrol banyak tentang kehidupan kita. Tentang bokapnya yang suka mukulin dia, tentang begitu kangennya dia sama nyokapnya, tentang masalah dalam keluarga gue, tentang cowok2 kita, tentang pengalaman bodoh kita, dan kadang obrolan itu diselingi dengan gosip, air mata, dan juga tawa. Banyak waktu yang kita habiskan bersama untuk mengobrol tapi gue nggak pernah ngerasa bosen dengan obrolan kita meskipun kadang terasa out of topic.

Lalu, pada suatu hari (lho kok kaya dongeng zaman dulu?? ;)) kita ngobrol tentang ketakutan terbesar kita. Well, kita punya ketakutan yang sama, bukan pada gelap, bukan pada serangga, bukan pada ketinggian, bukan juga pada badut. Kita takut kehilangan orang yang kita cintai, tapi lalu dia bilang "orang baik itu meninggalnya duluan".

Oh ya, dia memutuskan untuk sekolah di sebuah sekolah asrama untuk menghindari pukulan bokapnya yang sialan itu. Kami terpisah oleh jarak, tapi itu nggak juga mengurangi kadar persahabatan kami. Kami nggak peduli dengan omongan orang kalo kita ini lesbi karena kita nggak lesbi. Tolong ya, ada perbedaan yang sangat jauuuuh antara sahabat baik dengan lesbian.

Tapi lalu gue harus menghadapi kenyataan kalo dia sudah meninggalkan gue. Meninggalkan gue dan dunia ini untuk selama-lamanya. Kecelakaan di jalan tol telah merenggut nyawanya dan dia dalam keadaan kritis. Setiap hari gue selalu berdoa supaya dia cepetan sadar. GUe bakalan neglakuin apa aja supaya dia bisa sembuh. Lalu di sela-sela tidur gue waktu lagi jagain dia, dia mendatangi mimpi gue.

Dia bilang kalo dia pengen banget nyusul nyokapnya yang udah lama pergi. DIa bilang kalo gue harus tetap bertahan meskipun dia nggak ada lagi di dunia ini. Dia bilang kalo gue harus hidup lebih baik untuk dia. Dia berpesan supaya gue nggak pernah berhenti berkarya dengan tulisan-tulisan gue supaya gue bisa selalu teringat tentang dia. Oh ya, dia juga bilang kalo dia minta gue bikin satu aja karya yang bisa ngingetin gue sama dia untuk selamanya. Terakhir kita ngobrol, dia ngingetin gue tentang kepercayaannya kalo orang baik meninggal duluan dan dia juga minta gue janji supaya gue ngelakuin semua yang dia minta. Gue cuma bisa bilang ya sambil nangis. TErlalu berat dihadapi sendiri.

Dan 3 hari kemudian dia meninggal. Aku hanya bisa diam, air mata bahkan tidak cukup untk mendeskripsikan tentang perasaanku ini.

AKu hancur.
Aku tenggelam dalam kesdihan.
Aku nggak mau lagi hidup dalam dunia yang kejam ini.

tapi lalu...

Gue teringat tentang semua yang udah dia lakuin buat gue. TEntang janji terakhir gue dan saat itu, gue seperti diangkat oleh sebuah kekuatan yang maha besar hingga akhirnya gue bisa kembali hidup. Hidup gue bahkan jauh lebih baik.

Gue nggak bakalan pernah berhenti berkarya dengan tulisan-tulisan gue. Semua yang gue buat selalu mengingatkan gue pada dia. Alm. V

Kamu tahu?
Kehilangan seseorang memang sangat berat tapi... itulah kenyataan.
Dan lagian, gue nggak sepenuhnya kehilangan V qo. Dia selalu ada di hati gue sebagai sahabat terbaik sepanjang masa. Kematian dia merupakan suatu musibah tapi juga anugrah.

Dedicated to V

*ok, now I star to cry
posted by senny d'ordinary @ 9:22 PM  
1 Comments:
  • At July 20, 2006 6:45 AM, Anonymous Anonymous said…

    ah... emang berat ketika kita kehilangan seseorang yg sangat berarti dalam hidup kita...

    Aku ikut sedih membaca ceritamu yg satu ini... dan... aku turut berduka cita atas apa yg menimpa sahabatmu itu...

    tetaplah berdiri... yakinlah bahwa dia tetap akan bersamamu..!!

     
Post a Comment
<< Home
 
About Me

Name: senny d'ordinary
Home: Bandung, West Java, Indonesia
About Me: I'm nothing and everything
See my complete profile

Previous Post
Links
Affiliates
Free Blogger Templates