HEEEELLLLLLLPPPPPPP!!!!!!!! I'm stuck! I'm lost! Saya terjebak! Saya tersesat! ... Dalam masalah metropolitan kontemporer (itu sebutan v3 sama zhe untuk masalah gue ini). Masalah #1: LOVE LIFE - having commitment with sum1 but stuck in another 1 Yes! I know, kalian pasti bakalan kembali menasehati gue tentang betapa baiknya Andi dan nggak seharusnya gue punya perasaan kayak gini tapi... Nampaknya gue udah sama batasan dimana gue udah nggak bisa lagi menyembunyikan semuanya karena sejauh apa pun gue berusaha untuk lari, sang masa lalu bakalan selalu membuat gue stuck in him. Apalagi mengingat hubungan gue sama sang masa lalu sekarang udah mulai intens lagi. Dia bahkan orang pertama yang bilang happy new year kemaren, by phone. Melewatkan satu tahun bareng melalui telepon (klo ngomongin masa lalu, mendadak amnesia sama si Zhe yang sebenernya ada di sebelah gue waktu malem tahun baru huehehe...). Kata V3, itu masalah metropolitan kontemporer. Masalah #2: JOB - hate to do this dirty job but I just can't take it off coz u know..., I have to earn what I want INi tentang kerjaan rahasia gue. Sorry banget nggak bisa cerita apa kerjaan rahasia gue tapi... this is such a dirty job! NO! Jangan tuduh gue bekerja sebagai streaper, drugs dealer, bitch, or something like that coz it's not that dirty. Tapi yang jelas, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang nggak seharusnya gue lakuin tapi karena pekerjaan ini sangat sesuai dengan bidang gue dan menghasilkan banyak uang, maka gue nggak punya pilihan lain selain... stay in this dirty job. For me this job is not just a job to earn some money but also such a guilty pleasure for me. Kata Zhe, ini masalah metropolitan kontemporer - mengerjakan pekerjaan yang nggak gue mau atau nggak seharusnya gue lakuin. Masalah #3: LIFE STYLE - susah tobat Malem Tahun Baru kemaren... Mr. X: "Sen, tahun baruan ngapain lo?! Ke Wonderland yux! GUe dapet invitation nih!" Gue: "Ogah ah! Males gue, mau barbeque-an sama si Zhe aja." Mr. X: "Payah lo! Belakangan ini lo nggak asyik lagi! Susah banget diajak jalan! NGgak pernah clubbing lagi! KEnapa? Pensiun jadi anak gaul Bandung?" Gue: "Babi! BUkannya gitu, cuma... udah bukan zamannya aja gue clubbing kayak gitu. TObat gue!" Mr. X: "Lah, lo aja bisa tobat!" Gue: "Sialan!" Mr. X: "Lagian nih ya, mumpung masih muda nikmatin aja dulu, tobat mah ntar aja kalo udah bangkotan berasa mau mampus besok aja lo! Masih muda foya-foya, udah tua kaya raya, itu prinsipnya jeng!" ... Tuh kan! GImana bisa gue tobat dengan mudahnya kalo justru teman-teman sepergaulan gue meragukan kapasitas gue untuk bertobat ini?! Sialan! Gue menyebutnya sebagai masalah metropolitan kontemporer! Masalah #4: PERSONAL - too independent Beberapa hari yang lalu gue ketemu temen gue yang seorang peramal. Masih meramalkan hal yang sama kalo gue bakalan terjebak dalam satu masalah besar karena sifat gue yang terlalu independent ini, such as... perceraian suatu saat nanti. GUe akuin, gue in tipikal orang yang sangat independent. Temen kampus gue malah pernah bilang kalo gue ini cewek metropolitan dalam artian yang sebenernya, bukan karena gue suka jalan ke mall, berlama2 di coffe shop, tukang shopping, atau apa pun itu tapi karena kelakuan dan pola pikir gue seperti... too independent itu. Dan dia juga pernah mengingatkan gue untuk mengurangi kadar independensi gue karena kata temen gue yang kebetulan seorang cowok ini bilang kalo justru dengan sikap gue seperti itu, membuat banyak cowok menjauhi gue - merasa terintimidasi atau alasan laki-laki lainnnya katanya. Kata Zhe, ini masalah metropolitan kontemporer. Sebenernya masih ada masalah #5, masalah #6, dan masalah-masala metropolitan kontemporer lainnya yang nggak bisa gue sebutin semuanya karena... males! Huehehe...
Eh ya, lupa bilang: HAPPY NU YEAR, pal! |