2 hari yang lalu masa lalu meminta gue menguhubunginya, dia butuh pertolongan katanya. Lalu waktu gue menghubunginya, terdengar sangat jelas melalui sambungan telepon kalo masa lalu lagi nangis. Dia lalu memulai ceritanya tentang masalah yang menimpanya, tentang betapa stress dan terpukulnya saat ini, dan tentang awan hitam yang sedang menghiasi dunianya. Ini bukan pertama kalinya gue mendengar masa lalu menangis. Ironi sekali..., orang yang sempat bikin gue cinta mampus, orang yang sempat bikin gue berpikiran kalo he's the reliable man justru orang yang sangat rapuh dan lemah. Ya, dia memang rapuh dan lemah. Terkadang gue merasa sangat marah menghadapi kelemahannya. Lucu sekali... karena di balik penampilan dan tingkah lakunya yang sangat jantan, dia justru orang yang rapuh dan lemah. Seperti awan yang nampak padat tapi justru rapuh ketika disentuh. Jadi inget... kalo dulu dia pernah bilang gue ini cewek paling kuat yang pernah dikenalnya. Tanpa bermaksud untuk sombong, gue emang cewek yang kuat. Meski orang-orang melihat gue nampak rapuh dan lemah ketika gue menghadapi masalah, tapi sebenarnya gue orang yang cukup kuat. dari situ gue tahu kalo pantas aja hubungan gue sama dia nggak pernah bisa berhasil. Kami selalu gagal karena... (ini hanya asumsi aja sebenarnya) dia cuma membutuhkan gue untuk menguatkannya. Dia cuma menjadikan gue tempat membuang kekesalannya, kemarahannya, kesedihannya, dan lain sebagainya. Dia cuma menjadikan gue sebagai... (shit!) tempat sampah. Tapi buat gue itu nggak masalah karena sekarang dia cuma masa lalu gue. Bagian dari masa lalu yang terkadang mengundang senyum dan tangis gue ketika mengingatnya. Dia nggak lebih dari sekedar masa lalu. Dan sepotong masa lalu nggak akan pernah lagi menggoyahkan gue. Untungnya... gue punya Andi - masa kini dan (mudah-mudahan) masa depan gue yang mengizinkan gue untuk menjadikan dia sebagai masa lalu gue, tapi tetap membiarkan gue untuk memiliki sepotong masa lalu itu. After all, it've been blessing! |
im sorry gudbye deehhh masa lalu..:P